Kamis, 16 Mei 2013

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN



 











MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN
“VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran

Disusun oleh :
1.      Timor                                             (12014
2.      Nailil Muna                                   (1201410007)
3.      Pramadita Setyowati                     (1201410014)
4.      Tri Wicaksono                               (1201410026)
5.      Putra Triya A.                               (1201410029)
6.      Binta Gunawan                             (12014100
7.      Bayu Aji P.                                   (1201410044)
8.      Nur Aina Dwi W                          (1201411071)
9.      Veti Kurnia                                   (1201411052)
10.  Nur Faizah                                                (1201411042)

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan arah yang lebih luas. Penilaian program pendidikan menyangkut penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru siswa dan keterlaksanaan program belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung, baik dalam bentuk validitas maupun reliabilitas. Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada kualitas alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya.
Standarisasi tes mengisyaratkan uji validitas dan reliabilitas tes . tes yang sudah standar atau baku akan memiliki nilai manfaat praktis karena hasil yang diperoleh dari penerapan tes itu akan diperoleh skor yang sahih dan konsisten. Oleh karena itu guru sebelum menerapkan tes kepada siswa, sebaiknya terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas tes yang telah dibuat.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulisan makalah ini akan difokuskan pada pembahasan tentang “Validitas dan Reliabilitas Tes” agar dapat lebih memahami apa itu sebenarnya validitas dan reliabilitas serta lebih memahami bagaimana mengetahui suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik.



B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1.      Bagaimana karakteristik tes hasil belajar yang baik ?
2.      Apakah yang dimaksud dengan validitas tes hasil belajar ?
3.      Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi validitas tes hasil belajar ?
4.      Apakah yang dimaksud dengan reliabilitas tes hasil belajar ?
5.      Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar ?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat menguraikan tujuan dari masalah tersebut, yaitu:
1.      Untuk mengetahui karakteristik tes hasil belajar yang baik.
2.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan validitas tes hasil belajar.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi validitas tes hasil belajar.
4.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan reliabilitas tes hasil belajar.
5.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Tes Hasil Belajar
Karakteristik menggambarkan seluruh tes namun karakteristik itu lebih mungkin menjadi penanda tes standar dari pada tes yang dikembangkan oleh guru. Tes standar merupakan tes yang dikembangkan oleh para pakar dan dibuat secara hati-hati. Butir soal tes satu per satu dianalisis dan direvisi sampai memenuhi standar kualitas tertentu.
Validitas berkaitan dengan apakah suatu tes mengukur dan untuk siapa tes itu layak digunakan. Sedangkan reliabilitas mengacu pada konsistensi yang dapat diestimasikan dari data (skor) dengan menggunakan teknik statistic yang diperoleh dari koefisien korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan angka desimal antara 0,00 sampai 1,00. Angka yang mendekati 0,00 menunjukkan validitas atau reliabilitas rendah. Sedangkan angka yang mendekati 1,00 menunjukkan validitas dan reliabilitas tinggi. Spesifikasi kondisi di dalam ujian juga menjadi karakteristik penting bagi tes standar.

B.     Validitas Tes Hasil Belajar
1.      Pengertian Validitas
Validitas merupakan derajat kemampuan suatu tes yang mengukur apa yang hendak diukur. Secara tidak langsung itu meliputi tes dan skala yang terdiri atas sejumlah tugas yang dipilih untuk berfungsi sebagai indikator hasil belajar.
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang yang seharusnya dinilai. Sebagai contoh menilai kemampuan siswa dalam matematika. Misalnya diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhirnya siswa tidak dapat menjawab karena tidak memahami pertanyaannya. Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian. Alat penilaian yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.
Dalam menggunakan validitas suatu tes, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.       Mengacu pada materi yang hendak diujikan.
b.      Mengacu pada hasil dari suatu tes atau instrument evaluasi yang dikenakan pada sekelompok individu.
c.       Berkaitan dengan derajar dengan istilah validasi tinggi, sedang, rendah.
d.      Mengacu pada penggunaan hasil evaluasi.
2.      Teknik-Teknik Validasi Tes
a.      Validitas Tes Acuan Normatif
1)      Validitas Isi
Merupakan derajad dimana suatu tes mengukur bidang-bidang isi pelajaran yang hendak diukur. Hal ini sangat penting bagi tes hasil belajar. Validitas isi mempersyaratkan adanya validitas butir soal dan sampel isi pelajaran. Esensi validitas isi berkaitan dengan sampel. Dan menjadi penting apabila ingin menggambarkan kinerja siswa terhadap suatu ranah tugas tertentu.
            Validitas isi ditentukan oleh penilaian (judgement) para pakar. Tidak ada rumus untuk menghitungnya dan tidak ada cara untuk mengungkapnya secara kuantitatif. Para pakar mengkaji seluruh butir soal dan membuat penilaian tentang seberapa baik butir soal itu mencerminkan bidang yang diujikan.
2)      Validitas Konstrak
Merupakan derajat dimana suatu tes mampu mengukur konstruk hipotetik yang hendak diukur. Tahapan validitas konstruk yaitu mengidentifikasi konstruk yang diperkirakan untuk menghitung kinerja tes, menarik hipotesis berkenaan dengan kinerja tes dari teori masing-masing konstruk, menguji hipotesis berdasarkan logika dan data empirik.

3)      Validitas Kongkaren
Merupakan derajat dimana skor suatu tes berkaitan dengan skor tes lainnya, yakni tes yang telah sahih kemudian diujikan pada waktu yang bersamaan dengan tes yang baru dibuat.
4)      Validitas Peramalan
            Merupakan derajat dimana suatu tes dapat meramalkan seberapa baik siswa akan melaksanakan tugas di dalam situasi mendatang. Validitas peramalan ditentukan dengan cara merumuskan hubungan antara skor tes dengan ukuran keberhasilan pada situasi yang diinginkan.
b.      Validitas Tes Acuan Patokan
Tujuan utama TAP untuk mengukur hasil belajar pada satu tujuan pembelajaran atau lebih, sehingga validitas isi akan menjadi perhatian utama di dalam menentukan reliabilitasnya.
1)      Validitas Isi
Validitas isi pada TAP berkaitan dengan derajat kemampuan tes mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Seperti halnya dengan TAN, pada TAP juga berkaitan dengan validitas butir soal dan validitas sampel tujuan pembelajaran. Validitas isi juga disebur sebagai validitas deskriptif.
2)      Validitas Peramalan
Validitas peramalan pada TAP mempertanyakan kemampuan tes meramalkan kinerja siswa di masa depan. Validitas ini juga disebut sebagai validitas fungsional. Dengan demikian salah satu fungsi tes adalah untuk membuat peramalan di masa depan. Apabila tes itu baik, maka dapat dikatakan bahwa tes tersebut memiliki validitas fungsional.




3.      Uji Validitas
a.      Validitas eksternal
Merupakan teknik validitas yang mengkorelasikan antara skor hasil pengukuran baru dengan skor hasil pengukuran lain yang memiliki tujuan sama.
Rumus Korelasi Product Moment :
                   
rxy =
           

Ket:
rxy   = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
          yang dikorelasikan
X = skor hasil pengukuran baru
Y = skor rapor
N = jumlah siswa
b.      Validitas Internal
Merupakan teknik validitas yang berusaha ingin mengetahui kesesuaian antara satu butir dengan keseluruhan butir. Dua teknik yang digunakan yaitu analisis bagian atau faktor dan analisis butir.

C.    Faktor Yang Mempengaruhi Validitas
1.      Ketidakjelasan petunjuk tes.
2.      Kesulitan siswa dalam memahami padanan kata dan struktur kalimat.
3.      Tingkat kesulitan butir soal.
4.      Pembuatan butir soal.
5.      Kedwimukaan (ambiguity).
6.      Butir soal kurang baik.
7.      Butir soal terlalu pendek.
8.      Penyusunan butir soal dalam tes.
9.      Pola-pola jawaban.
D.      Reliabilitas Tes
1.      Pengertian
        Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur     dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas mengacu pada keajegan hasil evaluasi, yakni konsistensi skor tes (test score) dari masa ke masa.jika seorang guru memperoleh skor yang sama pada tes yang sama pada kelompok siswa yang sama pada waktu yang berbeda, maka dia dapat menyimpulkan bahwa hasil tes itu memiliki derajat reliabilitas tes yang tinggi dari suatu masa ke masa.konsistensi hasil evaluasi itu menjadi sangat berharga. Jika didasarkan pada data yang valid dan ditetapkan secara objektif.
                        Suatu hasil evaluasi pada umumnya tidak pernah mencapai konsistensi secara sempurna. Beberapa jenis pengukuran tentu memiliki         berbagai jenis kesalahan ada bebrapa faktor berkaitan dengan karakteristik             yang bersifat temporer atau permanen. Sumber lain berkaitan dengan          karakteristik tes itu atau cara melaksanakan ujian, pensekoran dan penafsiran hasil ujian.
            Makna reliabilitas dapatdiklarifikasikan dengan memperhatikan hal-   hal berikut :
a.       Reliabilitas mengacu pada hassil yang diperoleh.
b.      Estimasi reliabilitas biasanya mengacu pada jenis konsistensi tertentu.
c.       Reliabilitas adalah penting, namun bukan  menjadi prasyarat bagi validitas.
d.      Reliabilitas selalu menggunakan statistic.
2.      Teknik-teknik reliabilitas
                        Penghitungan reliabilitas untuk tes acuan normative setidak-            tidaknya lebih             mudah dibandingkan dengan pernghitungan validitasa. Ada            banyak jenis reliabilitas yang berbeda-beda, masing-masing ditentukan       dengan cara-cara yang bebeda dan massing-masing menjelaskan jenis          konsistensi yang berbeda .teknik reliabilitas tes ulang, bentuk satara, dan        belah dua semua nya ditentukan melalui korelasi.
a.      Teknik Reliabilitas Untuk Tes Acuan Normatif
                        Skor tes dapat menjadi reliable atau konsisten secara berbeda.skor   itu dapat dikatagorisasikan sesuaikan dengan apakak sekor-sekor itu       diperoleh dari satu tes yang diujikan sekali, dua kali, ataukah dua tes             diujukan dalam satu waktu sekali.rliabelitas ini dapat diestimasikan             dengan menggunakan             teknik korelasi, dan diungkap dengan angka decimal            antara 0,00 sampai dengan 1,00
1)      Reliabilitas tes ulang (test-retest reliability)
Teknik reliabilitas tes ulang adalah derajat dimana skor tes tetap konsisten sepanjang masa. Ia menunjukan sebaran skor yang terjadi dari bebrapa kegiatan ujian sebagai hasil dari kesalahan pengukuran
2)      Reliabilitas bentuk setara (Equivalent-form Reliability)
Teknik reliabilitas setara adalah dua tes yang identik kecuali untuk soal-soal aktual. Dua bentuk tes itu mengukur bidang isi pelajaran yang sama, jumlah soal sama, struktur soal sama, tingkat kesulitan sama, dan petunjukn ujian, penskoran dan penafsiran sama.
3)      Reliabilitas Belah Dua (Spil-Half Reliabiliy)
Reliabilitas belah dua merupakan jenis reliabilitas yang didasarkan pada konsistensi internal dari suatu tes. Karena prosedur reliabilitas belah dua hanya memerlukan satu kali ujian, maka sumber kesalahan pengukuran dapat dikurangi, seperti perbedaan situasi dan kondisi ujian, yang dapat terjadi pada perhitungan reliabilitas tes ulang.
4)      Reliabilitas kesetaraan nasional (Retional Equivalence Reliability)
Reliabilitas kesataraan nasional tidak dihitung melalui korelasi, namun melalui penetapan hubungan antara satu butir soal dengan seluruh butir lainnya dan total butir soal dalam tes.
b.      Reliabilitas Tes Acuan Patokan
Reliabilitas tes acuan patokan mengacu pada konsistensi tes mengukur apa yang diukur. Perhatian tes acuan patokan adalah asesmen derajat stabilitas atau kesetaraan, yakni reliabilitas bentuk tes ulamg dan kesetaraan.
1)      Tes acuan patokan non-materi
Walaupun secara teoritik variabilitas skor yang dicapai siswa tidak ada dalam tes acuan patokan, namun demikian variabilitas itu tetap ada. Oleh karena itu apabila tes acuan patokan itu diterapkan dan tingkat kinerja setiap siswa dicatat, maka hampir selalu terjadi variabilitas skor. Derajat variabilitas itu akan bervariasi dari kelompok ke kelompok dan dari tes ke tes lainnya.
Apabila terdapat variabilitas skor, maka dapat digunakan pengukuran tradisional untuk menghitung reliabilitas. Pendekatan yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas pada tes acuan patokan hingga sekarang ini belum ada yang diterima oleh semua pihak.
2)      Tes acuan patokan materi
Livingston telah mengusulkan pendekatan untuk membuat estimasi reliabilitas tes acuan patokan. Rumus yang digunakan pada dasarnya adalah generalisasi dari teori reliabilitas klasik. Rumus yang digunakan itu menghitung reliabilitas tes acuan patokan dengan cara pertama-tama menghitung reliabilitas tradisional, seperti pada acuan tes normatif, kemudian menyesuaikan berdasrkan pada kriteria skor tes acuan patokan. Rumus yang digunakan hanya cocok untuk jenis tes materi.
E.     Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas
            Banyak faktor mempengaruhi reliabilitas, beberapa faktor dberkaitan dengan tes itu sendiri, siswa yang mengikuti ujian, lingkungan dimana ujian itu diselenggarakan, administrassi tes dan prossedur pensekoran. Faktor-faktor tersebut akan dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proseddur pengembangan tes, pemakain tes, dan analisis informasi tes.
                        Pertimabngan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi      realiabilitas tes ini buakn saja membantu guru dalam menasirkan kofisien         reliabilitass tes standar searalebih baik,melainkan juga membantu kita             didalam merumuskan tes yang lebih reliable. Bebrapa faktor yang    dimaksud secara ringkas dijelaskan sebagai berikut:
1.      Panjang Tes (length of test)
                        Kemunginan cara paling rasional untuk meningkatkan reliabilitas     adalah menambah jumlah butiran soal.penambahan butiran soal akan     memperbaiki sampel ranah perilaku yang diujikan, perbaikan sampel ranah             perilaku itu akan menghasilkan validitas lebih tinggi dan mengurangi           faktor kebetulan seperti tekanan.
                        Walaupun sampel perilaku itu banyak dan dapat menjaddikan butir             soal semakn banyak pula,namun perlu diperhatiakan adalah butiran soal   itu jangan terlalau banyak sehinnga waktu yang disediakan untuk ujian      tidak cukup untuk siswa yang mengerjakannya. Pendeknya, semakin           banyak butir soal yang ada pada suatu tes maka semakin baik sampel      perilaku yang diukur didalam tes tersebut.
2.      Sebaran skor (spread of scores)
                        Metode korelasi untuk mmengestimasi reliabilitas memerlukan         sebaran sekor. Jika sebaran sekor itu sempit, maka koefisien reliabilitas             akan menjadi randah.begitu pula jika sebaran skor itu luas, maka koefisien          reliabiltas akan menjadi tinggi.
                        Sebaran skor yang diperoleh siswa pada suatu tes adalah      tergantung pada tingkat kesulitan butir soal yang disajikan dan           kemampuan siswa dalam mengerjakan soal.
3.      Keobjektivan skor (score objectivity)
                        Tes objektif merupakan tes yang mampu mengurangi subjektivitas   penskoran, artinya: setiap orang yang menskor hassil tes akan menemukan      skor yang sama pada siswa yang sama. Untuk meningkatkan             objektivitas, proses pensekoran harus dilakuakan seobjektif mungkin dan    mengurangi pengaruh guru dalam menskor hassil ujian siswa.
F.     Penafsiran Koefisien Validitas dan Reliabilitas
            Penafsiran skor koefisien korelasi tergantung pada bagaimana tes itu akan digunakan. Apabila skor koefisien korelasi digunakan untuk mengestimasikan validitas atau reliabilitas instrumen pengukuran, maka kriteria yang harus diambil harus lebih tinggi dibandingkan dengan apabila skor koefisien itu digunakan untuk tujuan tertentu, sperti penelitian yang mencari hubungan antar variabel. Koefisien korelasi 0,45 misalnya, dikatakan baik untuk penelitian korelasional, namun tidak baik untuk dijadikan sebagai indeks validitas prediktif, dan sangat buruk untuk dijadikan sebagai indeks reliabilitas. Demikian pula, koefisein 0,60 dapat dikatakan baik untuk penelitian prediktif, namun masih belum memuaskan untuk mengestimasi reliabilitas.
            Berkenaan dengan validitas, seringkali penyusunan tes menghitung koefesien korelasi untuk menentukan validitas prediktif, yakni derajat hubungan antara skor prediktor dengan kriterium. Koefesien 0,40, misalnya, akan memiliki sedikit makna bagi tujuan prediksi, karena hal ini menunjukkan korelasi yang rendah, dan menunjukkan variasi 16%, sehingga tidak mampu digunakan untuk memprediksi skor kriterium. Oleh karena itu tes yang skor koefesien korelasi di bawah 0,50 umumnya tidak memiliki manfaat untuk digunakan sebagai instrumen untuk memprediksi kemampuan sekelompok atau individu siswa. Berkenaan dengan reliabilitas, berapakah skor koefesien reliabilitas yang baik untuk sebuah tes. Untuk tes kemampuan dan prestasi belajar yang standar, umumnya skor koefesien korelasi yang dilipih adalah 0,90. Tes kepribadian umumnya menetapkan skor koefesien korelasi minimal 0,80.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Secara sederhana pengertian validitas adalah derajat kemampuan suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Ada bebrapa teknik untuk mengukur validitas tes, yaitu validitas tes isi, validitas konstrak, validitas kongkaren, dan validitas peramalan.
            Reliabilitas mengacu pada keajegan hasil evaluasi, yakni konsistensi skor tes dari masa ke masa. Ada bebrapa teknik untuk mengukur reliabilitas tes, yaitu teknik  reliabilitas belah dua, bentuk setara, bentuk tes-retes, dan bentuk kesetaraan rasional.
B.     Daftar Pustaka
Rifa’i, Achmad. (2007). Evaluasi Pembelajaran. Semarang: UNNES Press

1 komentar: