Rabu, 29 Mei 2013

contoh judul skripsi

ada banyak sekali judul-judul skripsi, tinggal anda memilih salah satu untuk judul penelitian anda

Kamis, 16 Mei 2013

Rahmawati Setiya Wulandari


Makalah Hipertensi



BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi ( pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi. Diharapkan dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga resiko tinggi hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena hipertensi dalam masyarakat khususnya dalam keluarga.
B.       TUJUAN
Ada 2 macam tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan Umum  :  Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan keluarga agar mandiri  mengatasi masalah kesehatannya.
Tujuan Khusus  adalah keluarga dapat :
a.       Mengenal masalah kesehatan
b.      Menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah keluarga
c.       Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit atau yang mempunyai gangguan fungsi tubuh atau yang membutuhkan asuhan keperawatan.
d.      Memelihara lingkungan baik fisik, psikis maupun social sehingga dapat menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
e.       Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seperti Puskesmas, Puskesmaspembantu, kartu sehat, posyandu, RS,dll untuk memperoleh pelayanan kesehatan.










BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    KONSEP KELUARGA

  1. Pengertian
a.       Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam
 peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
 kebudayaan. (Bailon dan Maglaya, 1989 dikutip Nasrul Effendy,
 1998, hal ; 32 - 33).
b.      Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketegantungan.
( Departemen Kesehatan RI, 1988 dikutip Nasrul Effendy,
 1998, hal ; 32).

      Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan  bahwa keluarga adalah :
1)      Unit terkecil dari masyarakat
2)      Terdiri dari 2 orang atau lebih
3)      Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4)      Hidup dalam satu rumah tangga
5)      Di bawah asuhan seorang kepala keluarga
6)      Berinterkasi diantara sesama anggota keluarga
7)      Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing
8)      Menciptakan, mempertahankan suatu budaya

  1. Ciri – ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy 1998 hal 33 dibagi  menjadi 3 yaitu :
a.       Terorganisasi : Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b.      Ada Keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing – masing.
c.       Ada perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing – masing.

  1. Tipe Keluarga
Menurut Nasrul Effendy (1998) hal 33 – 34  tipe keluarga terdiri dari :
a.       Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.
b.      Keluarga besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi  dan sebagainya.
c.       Keluarga berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
d.      Keluarga duda atau janda (Single Family)
Adalah keluarga yang  terjadi karena perceraian atau kematian.
e.       Keluarga berkomposisi (Compocite)
Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.
f.       Keluarga kabitas (Cahabitation)
Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

  1. Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998, hal 34 adalah sebagai berikut :
a.       Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.      Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.       Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

  1. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai hasil atau konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah ;
a.       Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi kebutuhan – kebutuhan para anggota keluarga.
b.      Sosialisai dan Fungsi  penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak – anak yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan juga sebagai penganugrahan status anggota keluarga.
c.       Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.
d.      Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang memadai dan mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara efektif.
e.       Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan fisik – pangan, sandang, papan dan perawatan kesehatan.

  1. Tahap perkembangan keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip Friedman, 1998; hal 109 –135, tahap dan tugas perkembangan keluarga ada 8, yaitu:

Tabel I. Delapan tahap siklus kehidupan keluarga.
No
Tahap Perkembangan
Tugas perkembangan
1
Keluarga pemula
a.       membangun perkawinan yang saling memuaskan
b.      menghububgkan jaringan persaudaraan secara harminis
c.       keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua
2
Keluarga sedang mengasuh anak
a.       Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.
b.      Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
c.       Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d.      Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek nenek
3
Keluarga dengan anak usia prasekolah
a.       Memenuhi kebutuhan anggota keluarga se[erti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan
b.      Mensosialisasikan anak
c.       Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain
d.      Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
4
Keluarga dengan anak usia sekolah
a.       Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
b.      Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c.       Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
5
Keluarga dengan anak remaja
a.       Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b.      Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c.       Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
6
Keluarga melepaskan anak dewasa muda
a.       Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b.      Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
c.       Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri
7
Orangtua usia pertengahan
a.       Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b.      Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak
c.       Memperkokoh hubungan perkawinan
8
Keluarga lansia
a.       Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b.      Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c.       Mempertahankan hubungan perkawinan
d.      Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e.       Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f.       Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup)

  1. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah sebagai berikut :
a.       Mengenal masalah kesehatan.
b.      Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c.       Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d.      Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e.       Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.















D.ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI


  1. Konsep Keperawatan Keluarga
Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.
  1. Konsep Hipertensi
a.      Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
b.      Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1)      Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga  Hipertensi Idiopatik.
Terdapat sekitar 95 % kasus. Faktor resiko dari hipertensi essensial adalah :
a)      Usia
b)      Jenis kelamin
c)      Riwayat keluarga
d)     Obesitas
e)      Serum lipid
f)       Diet
g)      Perokok
2)      Hipertensi Sekunder atau  Hipertensi Renal
Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebabnya specifik diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiper aldesteronisme sindrom chausing, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.
c.       Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National
Committee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999
hal 519, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi
Sistolik mmHg
Diastolik mmHg
a.       Normal
b.      Perbatasan
c.       Hipertensi tingkat I
d.      Hipertensi tingkat 2
e.       Hipertensi tingkat 3
< 130
130 – 139
140 – 159
160 – 179
> 180
< 85
85 – 89
90 – 99
100 – 109
> 110


d.      Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila demikian,  gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).

e. Pathway
Pathway Keperawatan disusun dengan mengambil sumber dari ;Kapita Selecta Kedokteran, Jilid I, Ed. Ketiga, 1999 dan Nasrul Effendy, Asuhan Keperawatan Keluarga, 1999.
 

























3.      Fokus Intervensi
a.       Fokus Intervensi Individu
Diagnosa 1 : Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko.
Intervensi :
1)        Identifikasi faktor-faktor penyebab atau penunjang yang menghalangi.
2)        Bangun rasa percaya dan kekuatan.
3)        Tingkatkan percaya diri dan kemajuan diri yang positif.
4)        Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
5)        Tingkatkan sikap positif keikutsertaan individu dan keluarga.
6)        Jelaskan dan bicarakan :
a)      Proses penyakit
b)      Aturan pengobatan
c)      Perubahan gaya hidup yang diperlukan
d)     Metode untuk memantau kondisi
7)        Jelaskan bahwa perubahan gaya hidup dan kebutuhan belajar akan membutuhkan waktu untuk integrasi.
8)        Identifikasi rujukan atau layanan komunitas yang diperlukan untuk tindak lanjut.
Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Intervensi :
1)      Pertahankan tirah baring selama fase akut.
2)      Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala.
3)      Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan rasa sakit kepala, misalnya mengejan.
4)      Bantu pasien untuk ambulasi sesuai kebutuhan.

b.      Fokus Intervensi pada keluarga
Berikut ini intervensi keperawatan keluarga yang dilakukan pada masalah hipertensi sesuai dengan 5 tugas keluarga :
1)      Mengenal masalah kesehatan
Intervensi :
a)      Gali pengetahuan keluarga tentang hipertensi
b)      Jelaskan pada keluarga tentang pengertian hipertensi
c)      Jelaskan pada keluarga mengenai macam-macam penyebab
      hipertensi
d)     Jelaskan pada keluarga tanda dan gejala hipertensi
2)      Mengambil  keputusan mengenai tindakan yang tepat
Intervensi :
a)      Jelaskan akibat-akibat bila hipertensi tidak ditangani dengan tepat
b)      Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat guna menangani hipertensi
c)      Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga

3)      Merawat anggota keluarga yang sakit
Intervensi :
a)      Jelaskan pada keluarga tentang perawatan hipertensi
b)      Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk hipertensi
c)      Beri kesempatan keluarga untuk mendemonstrasikannya
d)     Beri reinforcement atas ketrampilan keluarga

4)      Memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
Intervensi :
Jelaskan tentang pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan keluarga di rumah
5)      Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Intervensi :
a)      Jelaskan pada keluarga mengenai tempat pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi
b)      Motivasi keluarga untuk mengunjungi tempat fasilitas kesehatan
c)      Beri reinforcement (+) atas minat keluarga.














BAB II
RESUME  KEPERAWATAN

Dalam bab ini penulis akan memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga yang telah dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 12 – 14 Juli 2003 di RT 18 RW V Desa Kambangan, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal dan  dilakukan melalui pendekatan proses keperawatan.

GAMBARAN KASUS
              Pengkajian dilakukan pada keluarga Tn. T dengan kepala keluarga Tn. T sendiri, berumur 60 tahun, pekerjaan tani  dan pendidikan terakhir adalah SR.
Anggota keluarga terdiri dari 3 orang yaitu Ny. M. berumur 55  tahun, sebagai istri. An. K berumur 17 tahun, sebagai anak hanya lulsan MTs, pekerjaan sehari-hari membantu ibu berjualan di rumah.
Tipe keluarga Tn.T adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Pekerjaan Tn.T sebagai petani penggarap sawah sendiri, sedangkan Ny..M sebagai pedagang dan ibu rumah tangga. Pencari nafkah adalah Tn. T dibantu oleh istrinya sebagai pedagang dan menyewakan peralatan hajatan. Dengan  penghasilan rata-rata Rp 800.000,-/bulan, serta pengeluaran rata-rata adalah Rp. 650.000,- sampai dengan Rp. 700.000,-. Keluarga Tn.T memeluk agama Islam dan taat menjalankan ibadah, rencananya tahun depan mau naik haji, dengan suku Jawa / Indonesia. Tempat tinggal di Desa Kambangan RT 18 RW V Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal. Anggota keluarga Tn. T yang tinggal serumah antara lain Ny. M dengan usia 55 tahun, An. K usia 17 tahun sebagai anak pekerjaannya membantu ibu berjualan di rumah (warung), sedang anak-anak yang lain (Sdr M dan Sdr G) sedang kuliah di Jakarta. Tn. T merupakan anak terakhir dari 4 bersaudara, 2 kakak laki-lakinya sudah meninggal, yang tinggal hanya kakak perempuan pertamanya. Orangtua Tn. T khususnya bapak sudah meninggal dunia sedangkan ibunya masih hidup dan dalam keadaan sehat. Ibu Tn. T tinggal bersebelahan dengan keluarga Tn. T. Sedang Ny. M merupakan anak pertama dari 6 bersaudara, saat ini dalam keadaan sehat, Orangtua Ny. M khususnya bapak sudah meninggal dunia juga sedangkan ibunya masih hidup dan dalam keadaan sehat. Hubungan rumah tangga mereka dengan dengan orantua masing-masing harmonis. Ny. M selain sebagai ibu rumah tangga juga membantu suaminya mencari nafkah yaitu dengan berjualan di rumah (warung). Ia lulusan sekolah rakyat dan pengetahuan tentang kesehatan masih kurang. Penentu keuangan dalam keluarga Tn. T adalah Tn. T sendiri.
Aktifitas rekreasi keluarga adalah dengan mendengarkan radio,serta berkumpul bersama sambil  menonton TV di ruang keluarga.
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah melepas anak ke masyarakat. Sedang tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah , membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
Dalam keluarga Tn. T tidak ada riwayat penyakit menular ataupun penyakit kronis, sedang dari Ny. S ibunya punya riwayat penyakit hipertensi. Saat dilakukan pengkajian Tn. T dalam keadaan sehat, ia dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengalami gangguan yang berarti. Namun Ny. M saat pengkajian dalam keadaan kurang sehat/sakit, Ny. M mengatakan kepala terasa pusing, kuduk terasa cengeng/nyeri, penglihatan kadang-kadang kurang jelas. Dari hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 160/95 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 365 C, pernafasan 22x/menit dan berat badan 85 kg. An. K dalam keadaan sehat dan menjalankan aktifitas membantu ibu di warung tanpa mengalami gangguan.
Dari hasil observasi keadan lingkungan rumah Tn. T diketahui keadaan rumah sudah permanen, berdinding bata, luas rumah kurang lebih 5 x 11 meter, lantai terbuat dari plester, ruang tamu cukup ventilasi, kamar tidur tidak ada jendela sehingga tidak ada sinar matahari yang masuk, ruang dapur dapur cukup ventilasi, kebiasaan BAB menggunakan lubang yang disalurkan ke sungai yang berada di sebelah rumah. Lingkungan rumah sekitar cukup bersih, pembuangan sampah dengan cara dibakar.
Hubungan keluarga tampak harmonis terlihat dari cara berkomunikasi antar anggota keluarga, hubungan keluarga Tn. T dengan tetangga juga baik, hal itu tampak dari kebiasaan tetangga sering berkumpul de teras rumah keluarga Tn. T sambil ngobrol. Keluarga Tn. T adalah pemeluk agama Islam yang taat menjalankan ibadah yaitu sholat 5 waktu, Tn. T aktif mengikuti kegiatan di Rtnya yaitu kumpulan RT, arisan serta pengajian Bapak-bapak. Sedang Ny. M aktif mengikuti jamiah seminggu 2 kali. Untuk bahasa sehari – hari menggunakan bahasa Jawa ngoko dengan dialek Tegal.  Keluarga Tn. T mampu dan lancar menggunakan Bahasa Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari keluarga Tn. T tidak menghadapi strssor yang berat walaupun Ny. M menderita hipertensi, namun Tn. T menganggap sakit biasa, kecuali sudah dirasakan sangat sakit atau mengganggu aktifitas maka segera berobat. Hal itu terlihat dari Ny. M yang mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg tetapi hanya menganggap sakit biasa dan tidak minum obat serta tidak memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan yang ada. Apabila rasa sakit itu sudah tidak bisa ditahan atau kurang enak badan, ia baru istirahat dengan mengurangi aktifitas.
Keluarga Tn. T berharap dengan kedatangan petugas kesehatan (penulis) dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan serta penyakit Ny. M akan berkurang ataupun lebih ringan.
Dari gambaran kasus di atas dapat dirumuskan  diagnosa keperawatan. Berikut ini akan diuraikan tindakan yang telah dilakukan beserta evaluasi hasil dari tiap diagnosa keperawatan yang ditemukan dan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan, sedangkan proses keperawatan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.
 










Diagnosa Keperawatan 1
            Resiko terjadinya serangan ulang pada Ny. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi kenaikan tekanan darah diatas 140/90 mmHg.
Tujuan Khusus 1: Setelah dilakukan tindakan atau pertemuan selama 25 menit keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
Implementasi :1) Menggali  pengetahuan keluarga mengenai hipertensi.
2) Menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta pencegahan hipertensi. 3) Mendiskusikan cara pencegahan hipertensi. 4) Memberi kesempatan pada keluarga untuk mengelompokkan makanan yang tidak boleh/dikurangi.
5) Mengulangi penjelasan yang telah disampaikan.
Evaluasi: 1) Keluarga Tn. T mengatakan sudah mengerti tentang hipertensi,   
2) Keluarga Tn T  sudah tahu tentang tanda dan gejala serta pencegahan dari hipertensi , 3) Keluarga Tn T mampu menyebutkan jenis makanan yang tidak boleh/dikurangi, 5) Keluarga Tn. T mengatakan sudah jelas dengan materi yang disampaikan oleh penulis. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.

Tujuan Khusus 2 : Setelah dilakukan tindakan atau pertemuan selama 25 menit
diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan  mengenai tindakan yang
tepat.
Implementasi : 1) Menjelaskan pada keluarga komplikasi dari penyakit  hipertensi, 2) Mendiskusikan cara pengolahan makanan untuk penderita hipertensi, 3) Memberikan bimbingan cara pengolahan makanan, 4) Memberikan pujian pada keluarga atas keputusan yang diambil.
Evaluasi : 1) Keluarga Tn. T dapat menjelaskan kembali tentang komplikasi dari  hipertensi, 2) Keluarga Tn. T mampu menyebutkan cara pengolahan makanan bagi penderita hipertensi. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.

Tujuan Khusus 3 : Setelah dilakukan tindakan perawatanatau pertemuan selama 25 menit keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Implementasi : 1) Menggali pengetahuan keluarga tentang perawatan hipertensi, 2) Membimbing  keluarga Tn. T tentang pencegahan dan perawatan hipertensi,
3) Memberikan pujian pada keluarga Tn. T atas cara perawatan yang diambil, 4) Mengulangi penjelasan cara perawatan hipertensi.
Evaluasi : 1) Keluarga Tn. T dapat menjelaskan kembali tentang perawatan hipertensi dengan di bantu oleh penyuluh, 2) Keluarga Tn. T mampu  menyebutkan cara pencegahan dan perawatan hipertensi, 3) Keluarga Tn. T mengatakan penjelasan yang disampaikan cukup jelas. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.


Tujuan Khusus 4 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau pertemuan 20 menit diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
Implementasi : 1) Menjelaskan cara membuat obat tradisional hipertensi, 2) Mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional, 3) Memberi kesempatan pada keluarga TN. T untuk redemonstrasi pembuatan obat tradisional, 4) Memberikan pujian atas redemonstrasi yang dilakukan.
Evaluasi : 1) Keluarga Tn. T mampu menyebutkan cara membuat obat tradisional, 2) Ny M  mampu mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.

Tujuan Khusus 5 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau pertemuan selama 20 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Implementasi: 1) Menjelaskan pada keluarga berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat didunakan, 2) Menanyakan pada keluarga Tn. T fasilitas kesehatan yang akan digunakan, 3) Memberikan dorongan untuk mengunjungi pelayanan kesehatan terdekat.
Evaluasi: 1)  Keluarga Tn. Tmampu menyebutkan jenis fasilitas pelayanan kesehatan, 2) Keluarga Tn. T  mengatakan mau mengunjungi Puskesmas untuk mengobati sakitnya. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.

Diagnosa Keperawatan 2
            Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan atau penyuluhan , diharapkan nyeri berkurang sampai dengan hilang.
Tujuan Khusus 1 : Setelah dilakukan tindakan atau pertemuan sebanyak 2 x diharapkan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
Implementasi : 1) Menanyakan pada keluarga tentang relaksasi, 2) Mendiskusikan cara  menangani nyeri, 3) Memberi penyuluhan tentang relaksasi, 4) Melakukan demonstrasi relaksasi, 5) Memberikan keempatan pada keluarga Tn. T untuk redemonstrasi relaksasi, 6) Memberi pujian untuk tindakan yang benar.
Evaluasi : 1) Keluarga Tn. T sudah tahu tentang relaksasi, 2) Keluarga Tn. T mampu melakukan relaksasi. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.

Tujuan Khusus 2 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau penyuluhan kesehatan selama 20 menit diharapkan keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat.
Implementasi : 1) Menjelaskan pada keluarga Tn. T tentang penyebab nyeri, 2) Mendiskusikan dengan keluarga Tn. T untuk mengurangi nyeri, 3) Memberikan bimbingan untuk mengurangi nyeri, 4) Memberikan pujian atas keputusan yang diambil.
Evaluasi : 1) Keluarga Tn. T mampu menyebutkan penyebab nyeri, 2) Keluarga Tn. T mampu mengambil keputusan untuk mengurangi nyeri. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.

Tujuan Khusus 3 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau kunjungan rumah selama 25 menit diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Implementasi : 1) Menjelaskan tentang akibat nyeri, 2) Memberikan pujian untuk tindakan yang benar, 3) Mengulangi penjelasan agar lebih jelas lagi.
Evaluasi : 1) Keluarga mampu menyebutkan akibat nyeri yang berkelanjutan. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.

Tujuan Khusus 4 :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau penyuluhan kesehatan sebanyak 2 x kunjungan diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri.
Implementasi :  1) Memberikan kesempatan pada Ny. M untuk melakukan relaksasi, 2) Mendemonstrasikan cara pembuatan obat tradisional, 3) Memberikan kesempatan pada Ny. M untuk membuat obat tradisional, 4) Mempersilakan pada Ny. M untuk minum obat yang telah di buat.
Evaluasi : 1) Keluarga mampu melakukan relaksasi, 2) Keluarga mampu membuat obat tradisional, 3) Ny. M mau minum obat tradisional. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 5 :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau pertemuan selama 25 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Implementasi : 1) Menjelaskan pada keluarga Tn. T tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan, 2) Menanyakan pada keluarga Tn. T fasilitas mana yang akan digunakan, 3) Memberikan dorongan untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat.
Evaluasi : 1) Keluarga dapat mengerti fasilitas pelayanan kesehatan yang  dapat digunakan, 2) Keluarga Tn. T mengatakan akan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada bila ada yang mengalami gangguan kesehatan, 3) Ny.M mau mengunjungi Puskesmas. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.




BAB III

PEMBAHASAN


Dalam bab ini penulis akan mencoba memibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendokumentasian, kesenjangan, dan masalah-masalah yang perlu dibahas dihubungkan dengan teori yang ada melalui pendekatan proses keperawatan.
Hasil asuhan keperawatan yang telah penulis laksanakan dengan menggunakan proses keperawatan secara komprehensif pada keluarga Tn. T dengan Hipertensi , yang telah dilakukan selama 3 hari dari tanggal 10 – 12 Juli 2003, di Desa Kambangan RT 18 RW V Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.
Dalam pelaksanaanya asuhan keperawatan keluarga inipenulis memerlukan waktu untuk pendekatan dengan keluarga, yaitu mulai tanggal 7 – 9 Juli 2003. Hal ini penting karena untuk membina hubungan saling percaya, yaitu dengan melakukan perkenalan dan penjelasan maksud serta tujuan kunjungan.
Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan,  perawatan diri (self – care), pendidikan kesehatan dan konseling keluarga, serta upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi  resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Tujuannya adalah untuk mengangkat derajat kesehatan keluarga secara menyeluruh, yang mana secara tidak langsung mengangkat deraja kesehatan dari setiap anggota keluarga (Friedman 1998,  hal ; 6).
Pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi serta pemeriksaan fisik anggota keluarga. Dari data yang terkumpul kemudian di buat suatu analisa,  identifikasi masalah,  memprioritaskan masalah,  membuat diagnosa keperawatan,  membuat skoring serta langkah selanjutnya adalah merencanakan tindakan,  melaksanakan tindakan serta mengevaluasinya.

A.    Diagnosa Keperawatan I

Resiko terjadinya serangan ulang pada Ny. M berhubungan  dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Berdasarkan teori diterangkan bahwa resiko adalah diagnosa yang menggambarkan penilaian klinis di mana individu atau kelompok lebih rentan untuk merngalami masalah ketimbang orang lain dalam situasi yang sama atau serupa (Carpenito, 2001).
Penulis menyadari bahwa diagnosa diatas kurang tepat, diagnosa yang tepat adalah Penatalaksanaaan program terapeutik tak efektif pada Ny. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit (Carpenito, 2001). Maksud dari ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik : suatu pola dimana individu mengalami atau beresiko tinggi untuk mengalami kesukaran berintegrasi ke dalam suatu program kehidupan sehari-hari untuk pengobatan  penyakit dan penurunan situasi beresiko (Carpenito, 2001).
Penulis mengangkat diagnosa tersebut karena saat dilakukan pengkajian Ny. M menyatakan kepala nyeri, pandangan kabur, kuduk terasa sakit/nyeri, tekanan darah 160/95 mmHg.
Penyebab yang ditampilkan yaitu “Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi. Sebab dari hasil pengkajian didapatkan data Ny. M mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit pada tahun 2000 dengan tekanan darah 190/100 mmHg, sekarang Ny. M mengatakan makan tiap hari bebas tidak ada diet yang benar, Ny. M tidak berobat secara rutin, Ny. M tidak minum obat. Disamping itu keluarga hanya tahu kalu hipertensi itu tekanan darah diatas 200 serta keluarga menganggap jika penyakit hipertensi sudah dirawat di Rumah Sakit dan pulang dalam keadaan sembuh maka penyakit itu tidak akan berulang kembali.
Dengan diangkatnya diagnosa tersebut diharapkan keluarga Tn. T mampu merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi. Diagnosa ini menempati prioritas utama karena didasarkan pada skore dan menonjolnya masalah pada keluarga Tn. T, skore untuk diagnosa ini adalah 3 5/6,  juga karena keluarga menganggap bahwa masalahnya harus segera ditangani. Serta keluarga ingin mengetahui atau mengenal lebih jauh tentang hipertensi dan cara perawatannya.
Berdasarkan masalah yang ada di susun rencana tindakan keperawatan yaitu melalui pendidikan kesehatan. Karena pendidikan kesehatan merupakan salah satu fokus dalam perawatan kesehatan keluarga disamping peningkatan perawatan diri dan konseling keluarga, serta upaya-upaua yang berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Tujuannya adalah untuk mengangkat derajat kesehatan keluarga secara menyeluruh, yang mana secara tidak langsung mengangkat derajat kesehatan dari setiap anggota keluarga (Friedman, 1998 ; 6). Pendidikan kesehatan itu berupa penyuluhan mengenai pengertian hipertensi, penyebab tanda dan gejala, akibat jika hipertensi tidak ditangani,  perawatan hipertensi dengan leaflet dan lembar balik serta demonstrasi  pembuatan obat tradisional juga penjelasan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan  yang ada beserta rasionalnya.
Melalui penyuluhan tersebut di atas penulis berharap keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang masalah hipertensi serta dapat meningkatkan psikomotor dan afektif dalam melaksanakan 5 tugas keluarga.
Dari diagnosa di atas penulis menentukan tujuan jangka panjang yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi serangan ulang.
Adapun uraian pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
a.         Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit keluarga mampu  mengenal masalah kesehatan.
              Intervensinya :
1)        Gali pengetahuan keluarga mengenai hipertensi.
Rasional :  persepsi yang salah dapat menghambat program
pengobatan .
2)        Jelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala  hipertensi.
Rasional :  keluarga dapat meningkatkan  pengetahuan tentang
                     pengertian,  penyebab , tanda dan gejala dari hipertensi.
3)        Jelaskan cara pencegahan hipertensi
Rasional : untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan hipertensi
4)        Beri kesempatan pada keluarga untuk mengelompokkan makanan yang tidak boleh/dikurangi.
       Rasional : makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak akan memperberat hipertensi.
5)        Bimbing keluarga mengulangi penjelasan.
Rasional : mempermudah untuk mengulangi penjelasan.
6)        Beri pujian pada keluarga atas jawaban yang benar..
       Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi pada keluarga

b.         Setelah dilakukan tindakan atau pertemuan selama 20 menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan yang  tepat.
Intervensinya :
1)        Jelaskan pada keluarga akibat lanjut dari hipertensi.
Rasional :  keluarga mengetahui akibat lanjut hipertensi bila tidak
ditangani.
2)        Bimbing keluarga untuk mencegah serangan.
Rasional : dengan membimbing keluarga diharapkan tidak terjadi serangan ulang.
3)        Beri pujian atas keputusan yang diambil.
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada keluarga atas keputusan yang diambil dalam mencegah hipertensi.
4)        Diskusikan bersama keluarga cara pengolahan makanan untuk penderita hipertensi.
Rasional : memberikan pengetahuan pengolahan makanan dimana keluarga membuat pertimbangan dalam mengolah makanan untuk penderita hipertensi.
5)        Ulangi penjelasan yang telah disampaikan.
                      Rasional : mempermudah untuk mengingat penjelasan.

c.         Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 25 menit diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
       Intervensinya :
1)        Jelaskan akibat lanjut hipertensi.
Rasional :  dengan menjelaskan akibat lanjut, keluarga mampu menanggulangi hipertensi secara dini.
2)        Bimbing keluarga untuk melakukan pencegahan dan perawatan hipertensi.
  Rasional :  keluarga mengetahui dan memahami perawatan
  hipertensi dengan benar.
3)        Beri pujian atas keputusan perawatan yang diambil.
  Rasional :  memberikan penghargaan dan motivasi pada keluarga atas perawatan yang dilakukan.
4)        Ulangi penjelasan bila ada yang kurang jelas.
       Rasional :  mempermudah untuk mengingat dan melakukannya.

d.        Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang menunjang kesehatan.
Intervensinya :
1)        Jelaskan cara membuat obat tradisional.
Rasional : untuk mengetahui cara pembuatan obat tradisional hipertensi.
2)        Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional.
Rasional :  keluarga melihat secara langsung pembuatan obat
tradisional.
3)        Beri kesempatan untuk melakukan redemonstrasi pembuatan obat tradisional
       Rasional :  keluarga dapat melakukan pembuatan obat tradisional sendiri.
4)        Beri pujian atas redemonstrasi.
       Rasional :  memberikan penghargaan dan motivasi terhadap keluarga atas tindakan yang telah dilakukan.
e.         Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 20 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Intervensinya :
1)        Jelaskan pada keluarga Tn. T fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan.
Rasional :  keluarga dapat memilih fasilitas kesehatan yang sesuai
dengan pilihannya.
2)        Tanyakan pada keluarga fasilitas mana yang akan digunakan apabila ada keluarga yang sakit.
Rasional :  untuk mengetahui respon keluarga apabila ada keluarga
yang sakit.
3)        Anjurkan untuk mengunjungi tempat pelayanan kesehatan bila sakit.
Rasional :  keluarga dapat mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada.

Dalam pelaksanaan inplementasi selama 3 hari khususnya tentang penyuluhan kesehatan dijumpai beberapa faktor penghambat yaitu latar belakang pendidikan keluarga terutama Tn. T dan Ny. M berpendidikan SR, kurang mengerti istilah-istilah kesehatan, sehingga materi yang diberikan haris memakai bahasa daerah Tegalan. Serta harus mengulang penjelasan sampai 2 kali dengan menampilkan gambar-gambar untuk lebih mudah dimengerti oleh keluarga termasuk juga sulitnya mendapatkan benda asli untuk peragaan.
Sedangkan faktor pendukung dari pelaksanaan penyuluhan adalah dari sikap keluarga yang terbuka dan rasa kekeluargaan yang tinggi. Di samping itu juga keluarga mempunyai motivasi yang baik untuk dapat merawata anggota keluarga yang sakit, sehingga dalam setiap pertemuan keluarga selalu hadir walaupun harus meninggalkan pekerjaan di sawah.
Tindakan atau intervensi umum yang bisa digunakan dalam mengatani masalah keluarga adalah dengan penyuluhan, konseling, konsultasi dan kontrak. Partisipasi keluarga, manajemen kasus dan kolaborasi. (Friedman, 1998 ; 405 – 501). Dalam intervensi pada keluarga Tn. T penulis menggunakan metode penyuluhan dengan ceramah, diskusi dan demonstrasi serta bekerjasama/berkolaborasi dengan perawat kesehatan masyarakat Puskesmas Kambangan.
Penulis menggunakan metode ceramah karena metode ini mudah digunakan dapat diterima oleh sasaran yang tidak bisa membaca dan mudah mengorganisasinya. Metode diskusi digunakan penulis untuk memperluas pandangan tiap peserta dan memungkinkan peserta dapat mengungkapkan pendapat ataupun pertanyaan serta membuat topik menjadi menarik. Metode demonstrasi digunakan untuk memudahkan penjelasan dan membantu sasaran untuk lebih memahami materi serta untuk memberikan ketrampilan pada sasaran (Nasrul Effendy, 1998 ; 232 – 243)
Untuk lebih meningkatkan pemahaman keluarga terhadap materi yang disampaikan penulis menggunakan gambar yang apresiasf. Selain itu penulis juga menggunakan bahan-bahan / contoh asli.
Evaluasi jangka pendek dari diagnosa keperawatan keluarga ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan atau pertemuan keluarga Tn. T mampu menyebutkan definisi, penyebab dan tanda-tanda hipertensi serta keluarga mengatakan sekarang sudah mengerti tentang penyakit hipertensi. Bahkan keluarga sudah mulai melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang terkena hipertensi. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa tujuan sudah teratasi sebagian.

B.     Diagnosa Keperawatan 2

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Berdasarkan teori yang ada pada kasus hipertensi muncul gangguan rasa nyaman nyeri, didasarkan atas adanya resistensi pembuluh otak yang meningkat menimbulkan nyeri kepala hal ini mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Diagnosa  keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri adalah berhubungan dengan tekanan vaskular cerebral akut atau sakit kepala (Doengoes ME, dkk, Alih bahasa I Made Karyasa, dkk (2001), Rencana  Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian), Edisi 3, EGC, Jakarta)
Nyeri yang dimaksudkan disini adalah nyeri kronik karena nyeri timbul lebih dari enam bulan. Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang menetap atau intermiten dan berlangsung lebih dari enam bulan (Carpenito, 2001).
Penulis mengangkat diagnosa tersebut karena saat dilakukan pengkajian Ny. M mengatakan kepala nyeri, kuduk terasa sakit, tekanan darah 160/90. Penyebab yang ditampilkan yaitu ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Sebab dari hasil pengkajian didapatkan Ny. M mengatakan sakitnya sudah biasa dan akan hilang sendiri kalau istirahat, Ny. M tetap bekerja dan beraktifitas seperti biasa tanpa memperdulikan rasa sakitnya.
Dengan diangkatnya diagnosa tersebut diharapkan keluarga Tn. T mampu mengenal masalah kesehatan penyakit hipertensi. Alasan diagnosa ini dijadikan prioritas kedua  adalah berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan menggunakan skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga, dimana diagnosa ini mempunyai skor 3 2/3.
Berdasarkan masalah yang ada disusun rencana tindakan keperawatan berupa penyuluhan kesehatan mengenai tehnik relaksasi, penyebab nyeri, akibat nyeri serta pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Diagnosa ini mempunyai tujuan jangka panjang yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang sampai dengan hilang. Adapun uraian pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
a.       Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau kunjungan rumah sebanyak 2 x pertemuan diharapkan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
Intervensinya :
1)      Gali pengetahuan keluarga tentang relaksasi.
Rasional :  untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai relaksasi.
2)      Diskusikan cara relaksasi.
Rasional :  memberikan pengetahuan dasar dimana keluarga dapat membuat pertimbangan dalam melakukan relaksasi.
3)      Beri penjelasan tentang relaksasi.
Rasional : memberikan informasi yang benar sehingga tahu tentang relaksasi.
4)      Beri pujian tetang pendapat yang benar
Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi pada keluarga.
5)      Demonstrasikan tekhnik relaksasi
Rasional : melihat secara langsung tekhnik relaksasi.
6)      Beri kesempatan redemonstrasi relaksasi.
Rasional : dapat melakukan relaksasi tanpa bantuan.

b.      Setelah dilakukan tindakan atau pertemuan selama 20 menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan yang  tepat.
Intervensinya :
1)      Jelaskan penyebab nyeri
Rasional : keluarga tahu penyebab nyeri sehingga tidak salah dalam menangani atau mengobati nyeri.
2)      Bimbing keluarga untuk mengurangi nyeri.
Rasional : keluarga mampu mengurangi / menanggulangi nyeri.
3)      Diskusikan cara mengurangi nyeri
Rasional : keluarga membbuat pertimbangan untuk mengatasi nyeri.
4)      Beri pujian atas keputusan yang diambil
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada keluarga atas keputusan yang diambil.

c.       Setelah dilakukan tindakan perawatan atau pertemuan selama 25 menit diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensinya :
1)      Jelaskan tentang akibat nyeri
Rasional : keluarga mampu menangani nyeri sedini mungkin.
2)      Beri pujian untuk tindakan yang benar.
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada keluarga atas tindakan yang benar.
3)      Ulangi penjelasan yang kurang dimengerti.
Rasional : keluarga mengerti betul akibat nyeri.
d.      Setelah dilakukan tindakan perawatan/ kunjungan rumah selama 20 menit diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri.
Intervensinya :
1)      Diskusikan cara relaksasi
Rasional : keluarga membuat pertimbangan untuk melakukan cara relaksasi.
2)      Demonstrasikan relaksasi
Rasional : melihat secara langsung tekhnik relaksasi.
3)      Beri kesempatan untuk redemonstrasi
Rasional : keluarga dapat melakukan relaksasi.
4)      Beri pujian atas tindakan yang dilkukan
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada keluarga atas tindakan yang benar.

e.       Setelah dilakukan tindakan perawatan atau pertemuan selam 25 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Intervensinya :
1)      Jelaskan pada keluarga tempat–tempat pelayanan kesehatan yang dapat digunakan.
Rasional : untuk mengarahkan keluarga ke mana harus membawa
     anggota keluarganya yang sakit.
2)      Tanyakan fasilitas kesehatan mana yang akan digunakan keluarga kaitannya dengan sakit yang di derita anggota keluarganya.
Rasional : untuk mengetahui respon keluarga tentang adanya fasilitas
      kesehatan yang ada.
3)      Anjurkan pada keluarga untuk mengunjunginya.
Rasional : keluarga dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

Dari hasil evaluasi tindakan selama 3 hari didapatkan data bahwa keluarga mengerti penjelasan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi serta perawatan hipertensi juga hal lainnya. Bahkan Ny. M sudah mulai mengurangi makan, makanan yang mengandung kolestrol, dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa semua masalah dapat teratasi dengan baik.
Dari semua diagnosa yang ditegakkan penulis, sebenarnya masih terdapat diagnosa yang mungkin muncul yaitu “resiko tinggi perubahan perfusi jaringan” karena Ny. M pernah mengalami tekanan darah yang lebih dari 180 mmHg. Namun penulis menyadari karena kurang mendalamnya pengkajian serta mempertimbangkan keadaan dan ketentuan dari akademik. Di sampimg itu juga agar penulis lebih terfokus pada permasalahan di dalam pendokumentasiannya.
Dalam melakukan implementasi / tindakan keperawatan terdapat banyak faktor kelemahan baik di dalam diri penulis maupun keluarga. Dalam hal ini  berkaitan dengan kasus yang ada yaitu  mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat pada keluarga dan diri penulis sendiri. Untuk kekuatan di dalam pelaksanaan intervensi pada diri keluarga telah ada perubahan yang baik dengan evaluasi : keluarga mau menggunakan atau memanfaatkan fasilitas kesehatan (posyandu lansia) guna memeriksakan kesehatannya secara teratur.


BAB IV
IMPLIKASI KEPERAWATAN

Dari hasil asuhan keperawatan keluarga yang telah dilaksanakan penulis ingin menyampaikan beberapa saran dan rekomendasi yang penulis temukan selama melaksanakan asuhan keperawatan sebagai berikut :
1.      Dalam melakukan asuhan keperawatan pada keluarga dengan penyakit hipertensi  hendaknya dijelaskan bahwa selain obat juga disertai dengan pengaturan pola makan juga diet rendah garam dan rendah lemak.
2.      Pada penderita hipertensi hendaknya ditekankan untuk memeriksakan tekanan darahnya seminggu sekali ke tempat pelayanan kesehatan (Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit ataupun Bidan) sehingga tekanan darah dapat terkontrol.
3.      Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga hendaknya menggunakan komunikasi yang dimengerti yaitu dengan menggunakan bahasa daerah setempat / digunakan oleh keluarga.






BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA USIA PERTENGAHAN

KASUS
Bp. A (60 th) tinggal dengan istrinya Ibu N (57 th). Anak pertamanya telah menikah dan tinggal dengan istri beserta 2 orang anaknya yang masih sekolah SD. Saat kunjungan ke rumah Bp. A, perawat Nunuk menemukan data bahwa TD Bp. A adalah 190/100 mmHg. Namun, Bp. A mengatakan tidak merasakan kepalanya pusing.
1.      Cari dan uraikan konsep yang terkait dengan kasus di atas
2.      Buatlah askep keluarga dengan mengembangkan kasus di atas( Pengkajian sampai dengan rencana intervensi )!
             I.      PENGKAJIAN
A.     Data Umum
Nama KK              : Tn. A
Umur                     : 60 Tahun
Alamat                  : Ds. Sukadana RT 05 RW II Kendal
Pekerjaan KK        : Petani
Pendidikan            : SR




Komposisi Keluarga
No
Nama
Hub.dg KK
Umur
L/P
Status perkawinan
Pendidikan
pekerjaan
Keterangan imunisasi
1
Ny. N
Istri
57 th
P
Kawin
SR
IRT
       _

Tipe Keluarga : Nuklear Family ( Keluarga inti )
Genogram :
Kakek Tn.A meninggal
                                            Nenek Tn.A meninggal
Ayah Tn A,80Th                                      Ibu Tn.A meninggal( stroke )


 
Adik Tn.A  
50Th.Stroke
          Klien, Tn.A 60Th Ht         Ny. N 57 th


 



Keterangan :                    :  laki-laki                               : klien








 
                                        : Perempuan                          : meninggal      

Suku Bangsa : Semua anggota keluarga berasal dari suku Jawa,dengan kultur budaya Jawa.Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa “ngoko halus”. Tidak ada pantangan dalam makanan atau hal-hal yang lain asalkan tidak bertentangan dengan budaya dan agama.  Hanya saja terkadang apabila Ny. N sakit sering pergi ke orang pintar  ( dukun )
Agama : semua anggota keluarga beragama Islam, taat menjalankan sholat. Sholat dilakukan dengan berjamaah dan selalu membaca Al Qur’an setelah sholat. Tiap malam selalu sholat tahajud. Tahun ini rencana mau naik Haji. Menurut keluarga Tn.A, Daging babi tidak boleh dimakan.
Status Sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn.A termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke atas.Hasil keuntungan toko 500ribu perbulan. Hasil pertanian jika panen bisa mencapai 10juta terutama apabila musim tembakau. Biaya makan  tiap hari 30ribu, listrik 80ribu. Dengan perabot rumah yaitu TV 24 inci, kulkas 2 pintu, sofa, dispenser, kompor gas, radio, sepeda  dll.
Selain itu menyewakan barang-barang untuk hajatan.
Aktivitas rekreasi keluarga : Kelurga Tn A beraktivitas rekreasi dengan menonton Tv dan mendengarkan radio. Sambil  bercengkrama. Dan tidak pernah pergi ke tempat rekrasi atau jalan-jalan ke Mall.
B.     Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan Tn. A untuk saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga usia pertengahan

Tugas perkembangan kelurga yang belum terpenuhi :
Tugas perkembangan keluarga pada usia pertengahan yang belum terpenuhi adalah belum dapat memodifikasi lingkungan kesehatan.ini dapat diketahui dari pernyataan Tn. A bahwa Tn.A suka makan asin dan berlemak.
Riwayat keluarga inti :
Dalam keluarga Tn. A, Tn. A menderita hipertensi 190/100 mmHg tapi tidak merasakan pusing ataupun keluhan lainnya.  Tn. A jarang melakukan kontrol ke pelayanan kesehatan dan belum pernah opname di Rumah Sakit. Ny. N tidak mempunyai riwayat kesehatan yang bermasalah.
Riwayat Kesehatan Sebelumnya;
Ayah dari Tn. A menderita penyakit hipertensi dan adik dari Tn . A yang berumur 55 th  menderita stroke. Dalam keluarga Tn. A  tidak ada yang mempunyai penyakit menular.
C.     Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah
Jenis bangunan rumah Tn. A bersifat permanent dengan ukuran 11 x  5 m2, dengan lantai keramik yang terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 tempat sholatdan ruang makan serta 1 ruang keluarga. Dan mempunyai toko yang terletak di samping rimah dengan ukuran 3 x 5 m2. Ventilasi rumah baik dengan 1jendela tiap ruangan, kecuali ruang tamu mempunyai 2 jendela, kondisi rumah bersih dn tertata rapi. Pembuangan sampah ada dibelakang rumah, kondisi air bening tidak berbau. Setiap hari lantai disapu, kadang-kadang dipel.
Karakteristik tetangga dan komunitas
toko
 
Ruang tamu













KM                         R.solat
 
                                                                                         U


 





 
KM
Lingkungan rumah Tn. A mayoritas sebagai petani tiap pagi berangkat ke sawah dengan naik sepeda. Sedangkan transportasi yang berada di desa Tn. A adalah angutan pedesaan.
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A belum pernah berpindah tempat, apabila ada anggota keluarga yang sakit menggunakan transportasi sepeda motor atau angkutan untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Dalam keluarga Tn A sering dikunjungi oleh anaknya. Dan kesempatan ini digunakan oleh keluarga untuk saking bercerita dan bersenda gurau. . Hubungan keluarga Tn. A dengan tetangga tampak baik dan harmonis. Ny. N ikut dalam perkumpulan PKK RT setiap bulan sekali dan pengajian seminggu sekali setiap hari kamis.  Tn. A juga ikut perkumpulan RT setiap bulan sekali serta aktif mengikuti Yasinan setiap malam Jum’at.
System Pendukung Keluarga
Anggota keluarga Tn. A yang sehat adalah Ny. N, apabila ada keluarga Tn. A akan berobat dengan menggunakan sepeda motor, apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota yang lain memberikan dorongan atau mengingatkan serta mengantar untuk berobat ke pelayanan kesehatan. Sedangkan masyarakat menjenguk apabila ada anggota keluarga Tn. A yang sakit.
D.    Struktur Keluarga
Pola komunikasi keluarga
Dalam berkomunikasi sehari-hari Tn. A dan anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa dengan komunikasi secara verbal. Dan kalau ada masalah dimusyawarahkan. Setiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil keputusan terakhir. Akan tetapi pengambil keputusan adalah Tn. A selaku kepala rumah tangga
Struktur Peran
Peran formal : Tn. A mampu menjalankan perannya sebagai kepala keluarga, Ny. N juga mampu menjalankan perannya sebagai Ibu rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, manager keuangan.dan membantu mencari tambahan nafkah dengan menjaga toko.
Peran Informal :setiap anggota keluarga berperan sebagai pendorong jika ada salah satu anggota keluarga yang bermasalah, sebagai sahabat bagi semua anggota keluarga dan sebagai penghibur apabila ada anggota keluarga yang sedang bersedih.
Nilai atau norma kel;uarga
Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota keluarga yang satu dengan yang lain, mengormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Menurut Ny, M semau anggota keluarga berusaha menyesuaikan  diri dengan lingkungan sekitar, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran diri dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai.
Keluarga Tn. A mempunyai persepsi bahwa penyakitnya sudah biasa dan tidak dirasakan sehingga jarang kontrol.
E.     Fungsi Keluarga
Fungsi Affektif
Keluarga Tn. A tampak sangat harmonis, antar anggota keluarga saling menghargai dan menghormati. Tn. A menerapkan disiplin yang tinggi terhadap anaknya yang sudah menikah.Sehingga menjadikan anaknya brhasil dalam pendidikannya dan bahagia dalam rumah tangganya bersama istri dan anaknya.
Fungsi Sosialisasi
Hubungan antara anggota keluarga tampak baik dimana anak  dan menantu beserta cucu-cucunya menjenguk Tn. A sekeluarga. Tn. A menerapkan disiplin yang tinggi pada anaknya baik disipil waktu maupun disiplin dalam janji. Kluarga tn.A mengikuti adapt dan norma yang ada di masyarakat.
Fungsi Perawatan Kesehatan
Makan sehari 3 kali berupa nasi, lauk pauk, sayuran, buah dan susu (4 sehat lima sempurna). Sedang pola istirahat pada keluarga Tn. A : Tn. A tidur jam 23.00 dan bangun jam 04.00 serta tidak pernah tidur siang. Ny. N tidur jam 23.00 bangun jam 04.30 dan tidak pernah tidur siang karena harus menjaga toko.
Keluarga Tn. A kurang mengenal masalah karena Tn. A sering makan yang asin dan berlemak serta jarang control ke pelayanan kesehatan. Keluarga Tn. A belum dapat mengambil  keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, hal ini bisa dilihat Tn. A jarang Kontrol. Apabila ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke pelayanan kesehatan.
Keluarga Tn. A kurang tahu bagaimana memodifikasi lingkungan kaitannya dengan pola makan dalam keluarga tersebut.
Keluarga Tn. A jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada yaitu Puskesmas, dokter swasta ataupun bidan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Fungsi reproduksi
Jumlah anak keluarga Tn. A satu, saat ini sudah berkeluarga dan tinggal bersama istrinya.  Dulu pada saat masa muda, setelah melahirkan anak pertamanya Ny. N menggunakan KB suntik. Setelah 5 tahun brhenti menggunakan KB.
Fungsi ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan makan, keluarga Tn. A sering makan makaan yang berlemak, walaupun diselingi denganmakanan yang lain. Pakaian yang penting bersih, beli baju setahun sekali kalau mau lebaran. Keluarga Tn. A mempunyai rumah sendiri.Apabila sakit Tn. A jarang kontrol ke RS karena merasa bahwa penyakitnya merupakan hal yang biasa.Sedangkan Ny.M apabila sakit pergi ke RS, tetapi lebih sering pergi ke orang pintar ( dukun ) apabial telah berobat tidak sembuh.
F.     Stress dan Koping Keluraga
Stresor jangka pendek dan jangka panjang.
Stresor pendak : Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah merasa ditinggal oleh anak satu-satunya. Kadang merasa sepi dan sendiri apabila anak dan cucunya tidak datang menjenguknya.
Stresor jangka panjang : Bagaimana jika tiba-tiba meninggal tetapi tidak ada anak disampingnya.
Strategi koping yang di gunakan
Apabila ada masalah di selesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Dan dicari jalan yang terbaik serta tidak lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kemampuan keluarga dalamberespon terhadap stressor
Keluarga tidak bisa apa-apa, hanya bisa menuggu anak dan cucunya datang. Dan mengusir kesepiannya dengan berjualan di toko untuk mengisi kesibukannya.

G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik
Tn A
Ny. N
TD
190/100mmHg
120/80 mmHg
N
96x/mt
92x/mt
RR
20x/mt
24x/mt
BB/TB
60 kg/160 cm
55 kg/ 155cm
Rambut
Beruban, tidak ada ketombe
Beruban, tidak ada ketombe
Konjungtiva
Tidak anemi
Tidak anemi
Sklera
Tidak ikterik
Tidak ikterik
Hidung
Tidak ada secret, simetris
Tidak ada secret, simetris
Telinga
Tidak keluar seruman
Tidak kelaur serumen
Mulut
Mukosa bibir lembab, tidak sariawan
Mukosa bibir lembab, tidak sariawan
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Dada:
Paru

jantung
Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas yang abnormal
Irama jantung teratur dan tampak jelas
Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas paru yang abnormal
Irama jantung teratur
Abdomen
Datar, ada bising usus20x/mt, tidak nyeri tekan
Datar, ada bising usus 25x/mt, tidak nyeri tekan
Ekstremitas
Tidak edema, apabila berjalan tampak tertatih dan lambat
Tidak edema, berjalan agak trtatih dan lambat
Kulit
Bersih, sawo matang, tampak keriput dan kering
Bersih, sawo matang, tampak keriput dan kering
Turgor kulit
Cukup baik
Cukup Baik
Keluhan
Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan

H.    Harapan Keluarga
Harapan keluarga Tn A pada petugas kesehatan adalah Mendapatkan infornasi yang berguna bagi kesehatan anggota keluarganya.
                                                                 









ANALISA DATA
data
Etiologi
problem
1.             Ds : Tn. A mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya dan tidak merasakan keluhan apa-apa.Keluarga merasa masalah ini merupakan hal yang biasa.
         Do : TD = 190/100 mmHg,
 N : 72 x/mt, RR : 20 x/mt,
S : 37 C.
2.             Ds : Tn. A mengatakan suka makanan yanga asin dan berlemak. Apabila kambuh keluarga hanya memberikan obat gosok atau kerokan. Jarang periksa ke Yan Kes
Do : Makanan terasa asin
Tn. A tidak mau minum obat dan tidak mau periksa , TD : 190/ 100 mmHg, RR : 20 x/mt, N : 72 x/mt
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah








Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Resiko gg. perfusi jaringan









 ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik.














          II.      PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
2.      Ketidak efektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota kelurga yang sakit.
Skoring
1.      Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

No
kriteria
skore
bobot
jumlah
total
pembenaran
1









2.






















3.












4.




Sifat masalah : Ancaman kesehatan







Kemungkinan masalah dapat diubah :Masalah mudah diubah 


















Potensi untuk dicegah : cukup










Menonjolnya masalah : Masalah tidak dirasakan



2









2






















1












0




1









2






















2












1


2/3 X 1









2/2 X 1






















2/3 X 1












0/1 X 1
2/3









1






















2/3











0




Apabila masalah yang dialami Tn A berkelanjutan maka akan mengakibatkan suatu amsalah yang semakin fatal yaitu stroke
Masalah dapat mudah diubah karena dalam hal ini keluarga belum mengenal masalah dan jarang pergi ke YanKes sehingga diharapkan dengan pendekatan yang baik dari petugas bisa mengubah kebiasaan diet makanannya dan dengan bantuan peran serta anggota keluarga
Masalah belum berat walaupun Tn.A tidak merasakan keluhan apa-apa, tetapi TD Tn.A apabila tidak mendapatkan tindakan akan
Membahayakan
Tn.A tidak merasakan keluhan apa-apa.Dan keluarga menganggap masalah ini hal yang biasa
.




Jumlah
1 1/2


2.      Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan kelurga dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
No
Kriteria
skor
bobot
Jumlah
total
pembenaran
1.














2.













3.










4
Sifat masalah: actual












Kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian










Potensial untuk dicegah: cukup







Menonjolnya masalah tidak dirasakan
                          
3














1













2










0
1














2













1










1

3/3 X 1














1/2 X 2













2/3 X 1










0 X1









total


1














1













2/3










0









3 1/3

Masalah adalah actual sudah terjadi untuk itu perlu tindakan perawatan, sehingga tidak berdampak pada masalah lain (stroke)
Masalah dapat dicegah untuk lebih parah, dan membutuhkan peran serta keluarga yang amat besar, dalam merubah perilaku pemenuhan nutrisi, ada tenaga kesehatan
yang akan membina.
Masalah belum berat, dan membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan keluarga
Tn.A menganggap masalah
Anggapan keluarga, bahwa masalah Ht ini adalah masalah yang biasa dan oleh Tn.A tidak dirasakan

Prioritas masalah keperawatan
1)      Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2)      Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah





       III.      PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

DP
Tujuan
kriteria
standar
intervensi

Jangka panjang
Jangka pendek



1ketidakefektifan keluarga dlm penetalaksanaan program terapeutik b/d ketidakmampuan klrg dalam merawat anggota keluarga yang sakit
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1 minggu pada keluarga Tn.A dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
Setelah dilakukan pertemuan 1x 20 menit keluarga mampu::
mengenal masalah tentang penyakit Ht:
1           Keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian Ht

Respon verbal
Ht adalah Suatu kenaikan TD yang diakibatkan oleh adanya peningkatan tekanan dalam perifer
1)      Beri kesempatan pada keluarga untuk menyebutkan pengertian Ht
2)      Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar
3)      Tanyakan kembali hal-hal yang telah didiskusikan
4)      Beri kesempatan keluarga untuk brtanya tentang hal-hal yang belum diket.
5)      Beri kesempatan pada keluarga untuk menyebutkan pengertian Ht
6)      Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar
Tanyakan kembali hal-hal